Bireuen – 1fakta.com
Aktivis Bireuen mengajak rakyat tagih janji Bupati, udah hampir setahun, tapi rakyat belum melihat satu pun karya besar yang lahir dari kerja sang Bupati. Janji tinggal janji, realisasi nol besar. Yang tampak hanya panggung pencitraan dan buih retorika politik, ” ujar Tu Ih dengan nada geram. Senin 10 November 2025.
Aktivis sosial dan pemerhati kebijakan publik Kabupaten Bireuen, Iskandar alias Tu Ih, melontarkan kritik tajam terhadap kinerja pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Bireuen yang hampir setahun memegang kendali kekuasaan.
Menurutnya, kepemimpinan yang digadang-gadang membawa perubahan itu kini justru terjebak dalam rutinitas pencitraan tanpa arah dan tanpa hasil nyata di lapangan.
Iskandar menyebut, semua janji manis saat kampanye kini terbukti hanya menjadi hiasan bibir kekuasaan. Ia menyebut lima janji utama bupati dan wakilnya yang tak kunjung terbukti:
Poin pertama Janji peningkatan ekonomi rakyat.
“Bireuen hari ini tidak tumbuh, malah lesu. Tak ada kebijakan nyata yang menggerakkan ekonomi rakyat kecil. Program pemberdayaan ekonomi hanya menjadi wacana tanpa arah,” kata Iskandar.
Ia menegaskan bahwa kesejahteraan rakyat bukan sekadar angka statistik, melainkan soal perut dan harapan. “Kalau ekonomi rakyat tetap sesak napas, untuk apa pemimpin?”.Tanya sang aktivis muda ini
Kemudian,Janji membangun infrastruktur.
Ia menilai, wajah Bireuen tak berubah banyak. “Jalan rusak tetap rusak, drainase tak berfungsi, dan proyek strategis tidak jelas. Ini akibat kurangnya kecerdasan melobi pusat dan lemahnya visi pembangunan,” sindirnya tajam.
Selanjutnya, Janji membangun masyarakat berkarakter Islami.
“Ironis!” seru Tu Ih. “Ketika rakyat ingin syariat ditegakkan, pemerintah justru menggelar konser musik campur-baur pada HUT Bireuen. Laki-laki dan perempuan bercampur, bahkan berjoget di depan panggung yang. Padahal, MPU dan Dinas Syariat Islam sudah meniadakan hal itu di tahun-tahun sebelumnya. Ini kemunduran moral yang nyata!”
Dan Janji mewujudkan pemerintahan berintegritas dan inovatif.
Ia menuding pemerintahan saat ini mulai terserang virus nepotisme dan balas jasa politik.
“Ketika jabatan diberikan karena hubungan keluarga dan bukan karena kemampuan, itu bukan integritas — itu pengkhianatan terhadap reformasi birokrasi,” katanya lantang.
Ia juga menyinggung soal peringatan Wakil Ketua DPRK Bireuen agar tidak melantik pejabat dari lingkaran keluarga. “Kalau DPRK saja sudah mengingatkan, berarti publik juga sudah mencium aroma busuk dinasti kekuasaan.”.kata Putra kelahiran Peusangan ini.
Janji menjaga perdamaian dan budaya.
“Sekarang malah muncul buzzer-buzzer bayaran yang menyerang setiap kritik. Mereka membungkus kekuasaan dengan propaganda, menebar fitnah, dan mencoba membungkam suara rakyat. Ini bukan damai, ini pembusukan demokrasi,” ujar Iskandar dengan nada keras.
Janji Mobil Dinas untuk Rumah Rakyat Hanya Gimmick Politik
Iskandar juga mengingatkan publik tentang janji Bupati untuk mengalihkan anggaran mobil dinas menjadi pembangunan rumah masyarakat miskin.
Namun, menurutnya, janji itu hanya “gimmick pencitraan” tanpa realisasi.
“Dalam APBK Perubahan, tak ada satu rupiah pun untuk program rumah rakyat miskin itu. Janji itu hanya dipakai untuk memoles citra di depan kamera, bukan untuk menolong rakyat di bawah,” kecamnya.
Soroti Transparansi Dana HUT Bireuen
Tu Ih juga menuntut transparansi penuh terhadap dana pelaksanaan HUT Kabupaten Bireuen yang menggunakan anggaran APBK dan sumbangan dari masyarakat.
“Dana rakyat bukan uang pribadi pejabat. Semua harus dibuka ke publik. Rinci pemasukan dan pengeluaran agar rakyat tahu ke mana sumbangan mereka digunakan,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Iskandar alias Tu Ih menyerukan agar seluruh elemen rakyat, mahasiswa, intelektual, dan aktivis Bireuen bersatu menagih janji-janji yang telah diingkari,Bangkitlah Rakyat! Jangan Diam Ditipu pencitraan.
“Cukup sudah rakyat dibuai dengan baliho dan senyum palsu. Bireuen tidak butuh pertunjukan, yang dibutuhkan adalah kerja nyata dan moral!” tegasnya.
“Bangkitlah wahai singa-singa parlemen jalan! Tagih janji pemimpinmu, suarakan kebenaran, dan jangan biarkan rakyat tertipu lima tahun lagi oleh permainan pencitraan murahan!”.tutup nya dengan nada menyurukan.(Abd-72)

