Diduga Fondasi Bermasalah, Disorot Tajam Proyek Ruang Rawat Inap Puskesmas Peudada

Bireuen – 1fakta.com

Proyek pembangunan Ruang Rawat Inap Puskesmas Peudada tahun 2025 yang menelan anggaran Rp1.558.499.000 kini menjadi sorotan tajam publik.

Proyek yang dibiayai melalui Dana Alokasi Umum (DAU) dan dikerjakan oleh CV. Karya Mandiri Grup tersebut diduga mengalami kesalahan teknis pada bagian fondasi, yang dapat berdampak pada kekuatan serta keselamatan bangunan.

Dugaan ini mencuat setelah salah seorang pekerja proyek, Amri, mengungkapkan adanya pergeseran fondasi sekitar 50 sentimeter dari gambar perencanaan sejak tahap awal pembangunan.

“Ketika pemasangan batu gunung dan pengecoran sumbu, saya sudah sampaikan ke pemborong di lapangan bahwa fondasi bergeser dari gambar kerja,” ujar Amri kepada Media 1Fakta.com Sabtu (25/10/2025).

Menurut pengakuan Amri, ia sempat menyarankan perbaikan agar struktur kembali sesuai desain, namun saran tersebut tidak sepenuhnya diindahkan.

“Saya bilang masih bisa diperbaiki. Tambahkan batu gunung supaya fondasi lebih tebal dan tetap di atas sloof agar bangunannya kokoh,” tambahnya.

Lebih lanjut, Amri menuturkan bahwa pergeseran fondasi tersebut membuat struktur cakar ayam tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.

“Cakar ayam sudah tidak berfungsi maksimal, dari 6 batang besi sumbu per cakar ayam sudah dipotong, lalu disuntik dengan empat batang besi 8 mili di atas cakar ayam tersebut. Setelah diletakkan di tanah tanpa menyatu dengan pondasi dasar yang ada ikatan batu gunung,” jelasnya sambil menggambar ilustrasi di atas kertas.

Amri menambahkan, meskipun sudah menyampaikan keberatan, pekerjaan tetap dilanjutkan tanpa perbaikan menyeluruh,
“Bangunan tetap dilanjutkan di atas fondasi itu. Saya dianggap memprotes pekerjaan, jadi saya memilih keluar saat fondasi selesai dan batu bata mulai dipasang,” katanya dengan nada kecewa.

Proyek pengembangan ruang rawat inap Puskesmas Peudada dengan nilai kontrak Rp1,55 miliar tersebut dimulai pada 4 Agustus 2025, dengan pelaksana CV. Karya Mandiri Grup dan penanggung jawab pekerjaan Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen.

Sejumlah kalangan menilai, dugaan kesalahan teknis di tahap awal pembangunan sangat serius, sebab berpotensi menurunkan kualitas dan daya tahan bangunan. Apalagi, gedung tersebut nantinya digunakan untuk pelayanan kesehatan masyarakat yang membutuhkan standar keamanan tinggi.

“Jika benar fondasi bergeser dari gambar, maka kekuatan struktur harus diuji ulang. Diduga kesalahan di pondasi tidak bisa dianggap sepele, karena bisa berakibat fatal di kemudian hari,” ujar salah seorang pemerhati konstruksi yang dimintai pendapatnya secara terpisah.

Sementara itu, pihak kontraktor hingga berita ini ditayangkan belum berhasil dimintai tanggapan. Upaya media menghubungi nomor WhatsApp rekanan proyek tidak mendapat respons. Bahkan, diduga nomor media ini telah diblokir oleh pihak terkait.

Proyek senilai miliaran rupiah yang dikerjakan menggunakan uang rakyat semestinya dikerjakan secara profesional dan transparan. Bila benar terdapat pelanggaran teknis, publik berhak mendapatkan penjelasan dan pertanggungjawaban dari pihak pelaksana maupun instansi terkait.

Pihak Media 1Fakta.com menghubungi Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen, melalui PPTK Iskandar ST, dan memberikan jawaban singkat “sudah sesuai gambar”, jawab Iskandar dengan singkat. (Abd-72)