Takengon – 1fakta.com
Forum Reje Kabupaten Aceh Tengah menggelar konferensi pers terkait pelaksanaan kegiatan pelatihan Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang berlangsung belum lama ini. Ketua Forum Kabupaten, Abdul Wahid, didampingi Ketua Forum Linge, Wahyu, dan Ketua Forum Silihnara, Ramli, menyampaikan adanya miskomunikasi teknis yang memicu kericuhan kecil saat kegiatan berlangsung.
Abdul Wahid menjelaskan, awalnya pelatihan Linmas hanya direncanakan diikuti oleh 60 kampung dengan jadwal dan anggaran yang telah disiapkan matang. Namun, pada hari pelaksanaan tiba-tiba jumlah peserta bertambah dari 60 menjadi 120 kampung, sehingga waktu pelayanan menjadi terbatas. “Waktu satu jam setengah tidak terlayani bagi peserta dari 60 kampung yang mendaftar pada hari itu, makanya sempat terjadi keributan kecil,” ungkapnya.
Ia menambahkan, persoalan lain muncul pada pembagian uang transportasi. Semula setiap kampung peserta mendapatkan uang transportasi sebesar Rp200 ribu sesuai perencanaan awal. Namun, karena adanya penambahan jumlah kampung, pihak panitia terpaksa menyesuaikan anggaran. “Terpaksa kami kurangi dari Rp200 ribu menjadi Rp100 ribu karena anggaran harus dibagi dengan kampung tambahan,” jelas Abdul Wahid.
Meski demikian, seluruh peserta tetap menerima hak lainnya sesuai standar operasional, seperti konsumsi, snack, sertifikat, dan souvenir. “Kami pastikan seluruh peserta mendapat fasilitas sesuai SOP,” tegasnya.
Abdul Wahid juga menekankan pentingnya pelatihan Linmas sebagai tindak lanjut surat edaran Menteri Dalam Negeri tentang pengaktifan kembali Pos Siskamling di setiap kampung. “Beberapa tahun terakhir Linmas kurang diperhatikan. Ke depan, Linmas harus kembali diberdayakan,” katanya.
Untuk itu, Forum Reje mengajak seluruh reje kampung di Kabupaten Aceh Tengah untuk bersama-sama meningkatkan kualitas sumber daya manusia Linmas di masing-masing kampung. “Kami berharap semua reje kampung terus memberikan ide dan pemikiran guna meningkatkan kapasitas Linmas,” ajak Abdul Wahid.(#)