Petani Peudada Menjerit: 3 Tahun Irigasi Hagu Rusak, Ribuan Hektare Sawah Terancam

Bireuen – 1fakta.com

Keluhan keras kembali disuarakan oleh para petani sawah di Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Aceh Sudah tiga tahun lamanya ribuan petani terpaksa menanggung kerugian akibat rusaknya Bendungan Irigasi Hagu di Gampong Hagu.Sabtu 22 November 2025.

Tiga tahun Bendungan Irigasi Hagu rusak parah

Akibat kerusakan yang dipicu banjir besar tahun lalu mengakibatkan jebolnya tanggul tersebut telah membuat ribuan hektare sawah tidak lagi terairi sebagaimana mestinya.

“Lhee thoen leubeh hana meu goe blang Peudada. Hoeka pak wakil rakyat, bupati ngen gubernur,” keluhan seorang petani yang frustrasi, menyuarakan kekecewaan mereka terhadap pemerintah kabupaten maupun provinsi yang dinilai tak kunjung hadir menyelesaikan persoalan mendasar ini.

Ketua Kelompok Tani Kruee Seumangat Gampong Meunasah Tunong, Taufiq diamini Dek Gam dan rekannya kepada Media 1Fakta.com Selasa (22/11) mengatakan, bahwa kondisi ini telah menyebabkan penderitaan sangat pedih dan serius berkepanjangan bagi para petani yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil panen.

“Selama tiga tahun terakhir kami sangat kecewa. Tidak ada kebijakan nyata dari pemerintah untuk memperbaiki irigasi yang rusak. Petani kini harus membeli sebambu beras hanya untuk menyambung hidup,” ujar Taufiq dengan nada berat.

Ia menambahkan bahwa kerusakan bendungan raksasa itu menyebabkan petani tidak dapat lagi menanam padi secara normal. Banyak keluarga yang kini terpaksa berutang, menjual ternak, hingga merantau sementara untuk mencari penghasilan.

Mukim Krueng, Hasbi Abdullah, ketika diwawancarai wartawan, menguatkan keluhan masyarakat. Menurutnya, jebolnya tanggul Irigasi Hagu berdampak langsung pada luas lahan pertanian yang sangat besar.

“Lebih dari seribu hektare sawah di 16 gampong tidak mendapat suplai air. Tentu ini memukul ekonomi ribuan kepala keluarga yang menggantungkan hidup pada pertanian,” ungkapnya.

Adapun 16 gampong yang terdampak berada di dua mukim, yaitu Mukim Krueng dan Mukim Blang Birah.
Gampong yang Terdampak Kerusakan Irigasi Hagu tersebut.

Gampong terdampak di Mukim Krueng:

Cot Keutapang, Meunasah Krueng, Meunasah Rabo, Meunasah Tambo, Meunasah Baroh, Gampong Pulo, Gampong Calok, Gampong Pasi, Gampong Matang Reulet.

Gampong terdampak di Mukim Blang Birah:

Gampong Kuku, Meunasah Blang, Meunasah Mesjid, Meunasah Teugoh, Meunasah Cut, Gampong Blang Matang, Meunasah Tunong, Gampong Paya Beunot.

Para petani menegaskan bahwa kerusakan ini bukan persoalan kecil dan bukan pula insiden baru. Tanggul telah jebol bertahun-tahun, namun tidak ada perbaikan berarti yang dilakukan pemerintah—baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.

Butuh perhatian khusus pemerintah dan wakil rakyat

Harapan kami kepada baik Pemerintah Kabupaten Bireuen maupun Pemerintah Aceh dan dinas terkait juga Anggota DPR RI Aceh untuk turun lansung ke Bendungan Irigasi Aneuk Gajah Rhet Gampong Lawang dan Bendungan Irigasi Hagu Gampong Hagu yang rusak parah itu, pinta mereka.

“Kami hanya ingin kembali menanam padi. Kami ingin hidup dari tanah kami sendiri, bukan hidup dari membeli beras. Tolong lihat penderitaan kami,” ujar seorang petani lain di Meunasah Rabo.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Kabupaten Bireuen maupun Pemerintah Aceh terkait rencana perbaikan Bendungan Irigasi Aneuk Gajah Rhet Gampong Lawang dan Bendungan Irigasi Hagu yang rusak parah.(Abd-72)